Senin, 14 November 2011

WAKTU MUSTAJAB UNTUK BERDOA


Allah memberikan masing-masing waktu dengan keutamaan berbeda-beda. Ada waktu-waktu tertentu yang sangat baik untuk berdoa. Di antaranya:

1. Sepertiga Akhir Malam

Dari Abu Hurairah Rasulullah r bersabda, “Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga akhir malam, lalu berfirman, ‘Barangsiapa yang berdoa maka Aku akan kabulkan, barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan barangsiapa yang meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya," (Shahih al-Bukhari, kitab Da'awaat bab Doa Nisfullail 7/149-150).

2. Ketika Berbuka Puasa

Dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwa dia mendengar Rasulullah r bersabda, “Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak," (Sunan Ibnu Majah, bab Fis Shiyam La Turaddu Da'watuhu 1/321 No. 1775. Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422).

3. Selepas Shalat Fardhu

Dari Abu Umamah, sesungguhnya Rasulullah r ditanya tentang doa yang paling didengar oleh Allah I, beliau menjawab, “Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai shalat fardhu,” (Sunan at-Tirmidzi, bab Jamiud Da'awaat 13/30. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/167-168 No. 2782).

4. Ketika Perang Berkecamuk

Dari Sahl bin Sa'ad bahwa Rasulullah r bersabda, “Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang tertolak: doa pada saat adzan dan doa tatkala perang berkecamuk," (Sunan Abu Daud, kitab Jihad 3/21 No. 2540).

5. Pada Hari Jum'at

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah r bersabda, “Sesungguhnya pada hari Jum'at ada satu saat yang tidak bertepatan seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut,” (Shahih al-Bukhari, kitab Da'awaat 7/166. Shahih Muslim, kitab Jumuh 3/5-6).

6. Ketika Bangun Tidur bagi Yang Tidur dalam Keadaan Suci

Dari 'Amr bin 'Anbasah bahwa Rasulullah r bersabda, “Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci, lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya,” (Sunan Ibnu Majah, bab Doa 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh Al-Mundziri 1/371 No. 595).

7. Di antara Adzan dan Iqamah

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah r bersabda, “Doa tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah,” (Sunan Abu Daud, kitab Shalat 1/144 No. 521. Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da'waat 13/87. Sunan Al-Baihaqi, kitab Shalat 1/410).

8. Ketika Sujud dalam Shalat

Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah r bersabda, “Adapun pada waktu sujud maka bersungguh-sungguhlah berdoa sebab saat itu sangat tepat untuk dikabulkan,” (Shahih Muslim, kitab Shalat bab Nahi An Qiratul Qur'an fi Ruku' wa Sujud 2/48).

9. Ketika Kehujanan

Dari Sahl bin a'ad bahwasanya Rasulullah r bersabda, “Dua doa yang tak pernah ditolak: doa pada waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan,” (Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh adz-Dzahabi 2/113-114).

10. Menjelang Ajal Tiba

Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka, lalu beliau memejamkannya kemudian bersabda, “Sesungguhnya tatkala ruh dicabut maka pandangan mata akan mengikutinya'. Semua keluarga histeris. Beliau bersabda, 'Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan.” (Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38).

11. Pada Malam Lailatul Qadar

Allah I berfirman, “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar,” (QS al-Qadar: 3-5). Imam asy-Syaukani berkata bahwa kemuliaan Lailatul Qadar mengharuskan doa setiap orang pasti dikabulkan. (Tuhfatud Dzakirin hal. 56).

12. Pada Hari Arafah

Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya bahwasanya Nabi r bersabda, “Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah,” (Sunan at-Tirmidzi, bab Jamiud Da'waat 13/83). (DIAMBIL DARI BUKU SUAMI ISTRI MEMPESONA, Ust. Hepi Andi Bastomi, MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar